Selasa, 26 Februari 2013

Republik Kenya BANGKIT!



Pemberontakan tidak hanya dilakukan dengan berdemo saja di depan gedung pemerintahan, menuntut keadlian dan kebijaksanaan para petinggi negara. Boniface Mwangi (29), seorang aktivis asal Kenya yang menggunakan graffiti sebagai cara dia dan timnya memprotes ketamakan petinggi negaranya, Kenya. Dengan grafiti, Mwangi berharap dapat membuka mata warga Kenya, apa yang sedang mereka alami. 

Tikus tanah sudah mulai bermunculan dan menggrogoti negara yang bukan hanya negara maju bahkan negara miskin seperti Kenya. Tikus yang selalu mengambil secuil keju dari satu rumah pasti akan tercium juga kelakuannya. Dugaan korupsi yang ditujukan kepada Kibaki lah(Presiden Kenya saat itu) yang memulai pemberontakan ini.

Masih saja ada yang melakukan korupsi di negara miskin seperti Kenya. Diperkirakan sekitar $1billion hilang entah kemana akibat korupsi yang terjadi antara 2002 dan 2005. Nairobi, Kenya adalah pusat pemberontakan yang dilakukan Mwangi dan timnya. 

Suatu malam Mwangi, panggilan akrab Boniface dan timnya memutar otak di suatu ruangan yang kecil untuk mencari cara agar mereka bisa menunjukan aspirasi mereka kepada pemerintahan pada saat itu. Graffiti, sebuah seni menggambar di tembok lah yang dipilih Mwangi dan timnya untuk melawan para tikus negara tersebut.

Proses pembuatannya pun tidak mudah dilakukan oleh aktivis berkulit hitam ini dan tim. Mereka harus menunggu tengah malam dahulu untuk menggambar di tembok agar ridak ketahuan oleh polisi. Dengan bantuan proyektor mereka menyemprotkan pilox berwarna dan mulai menggambar mengikuti layar proyektor yang terpancar di salah satu tembok bangunan kota Nairobi. 

“Kenya adalah salah satu negara yang indah di dunia tetapi penduduknya pengecut,” tutur Mwangi di mobil selagi melihat keramaian malam Kenya.

Ia menggambarkan bahwa pemerintahan Kenya seperti burung bangkai. Mwangi mengatakan “Mereka rakus, mereka memakan pajak kita, mereka memperkosa ibu kita, mereka ambil tanah kita sehingga kita menggunakan seni untuk memberitahu bahwa kita tahu siapa mereka.”

Mwangi dan tim lebih memilih graffiti untuk menunjukan protesnya terhadap pemerintahannya saat itu. Mereka berharap di pagi harinya masyarakat Kenya dapat melihat gambar-gambar yang mereka buat dan apa yang ada diotak para aktivis saat itu melihat pemerintahan di negaranya. Banyak masyarakat Kenya yang belum sadar bahwa pemerintahan di negaranya jauh dari sempurna.

Gambar yang dihasilkan Mwangi dan tim bukan sekedar gambar abal-abal dan menghina pemerintahan tetapi mereka menunjukan banyak gambar kiasan untuk menggambarkan sosok pemerintahan di negara mereka pada saat itu. Mereka berusaha untuk menyadarkan masyarakat Kenya dan memberi tahu apa yang terjadi saat itu dengan negaranya.

Dengan semprotan pilox di tembok, Mwangi memuaskan keinginannya untuk mencurahkan semua aspirasinya terhadap pemerintahan yang tidak benar dan dengan keinginan untuk menerima keadilan dan demokrasi di negaranya.

Pada 2007 terjadi pemrotesan keras warga Kenya terhadap Kibaki yang terpilih kembali sebagai presiden. Aksi tidak setuju warga Kenya yang mengatakan kalau Kibaki menang secara tidak sehat dan kontroversial, memunculkan kerusuhan yang mengkibatkan kurang lebih 1.100 warga Kenya kehilangan nyawa dan 600.000 kehilangan tempat tinggal.

Tidak ada rongga kosong di tembok itu yang tidak terkena coretan atau semprotan dari pilox Mwangi dan tim. “Mimpi jadi kenyataan, Ini revolusi,” ucap salah satu tim. Yang tadinya tembok itu kosong melompong di hari sebelumnya, sekejap tembok itu dipenuhi dengan graffiti yang mengandung aspirasi aktivis Kenya dan manusia yang ingin perubahan.

Tersentak semua mata tertuju pada tembok lebar itu. Banyak masyarakat yang berlalu-lalang disekitar jalanan tersebut dan pasti mata mereka langsung melihat ke tembok lebar tersebut. Sesekali ada pendapat yang diutarakan masyarakat saat melihat graffiti itu “ Ini wajah Kenya yang baru dan ini Kenya yang sekarang,” ucap salah satu masyarakat sambil menunjuk ke arah tembok.

Seminggu kemudian gambar-gambar Mwangi menuai kontroversial dan menjadi berita nasional. Polisi mencari siapa yang betanggung jawab atas kejadian atau penggambaran di tembok tersebut. Setelah itu, ada satu partai yang menawarinya kerja sama tetapi dia tidak mau, “Jika ada kegagalan bekerja sama dengan kami, kami akan mendapat masalah,” jelasnya.

Mwangi merasa polisi tidak adil karena hanya dia yang disalahkan atas kejadian tersebut. Padahal dia tidak melakukannya sendiri, ada tim yang bersama-sama memerangi pemerintahan yang bisanya hanya korupsi saja. Kemudian dia berjalan keluar dari kantor polisi dengan mengucapkan bahasa Kenya, yang artinya “ Kenya adalah rumah kita!” sambil mengangkat tangannya.

Sebelum menjadi aktivis Boniface adalah seorang fotografer jurnalis bersama Elijah Kanyi. Foto-foto yang telah dibidik Boniface Mwangi mengenai demonstrasi yang di lakukan oleh warga Kenya pada tahun 2008 setelah Presiden Kibaki di lantik pada Desember 2007. Boniface memamerkan foto-fotonya di 20 kota sekitar Kenya pada 2009. Lebih dari 700.000 orang yang telah melihat pameran itu.

Pro dan kontra dari masyarakat pun muncul ke permukaan atas pameran foto yang dilaksanakan Mwangi. Ada masyarakat yang pro karena mereka tahu bagaimana sadisnya saat kejadian tersebut tetapi ada juga yang kontra karena Mwangi seakan-akan mengingatkan masyarakat kembali ke masa lalu yang kelam, yang mungkin ada sanak saudara mereka yang menjadi korban.

Berlokasi di Naivasha Town, 85km dari Nairobi pameran foto Mwangi ditutup oleh polisi setempat karena salah satu foto yang di pamerkan itu ada yang menampilkan foto presiden menangis

Langkah akhir yang dilakukan Mwangi dan timnya yakni mereka membuat 49 peti mati yang akan diletakan di depan gedung pemerintahan. Ini berupa protes keras yang dilakukan Mwangi dan timnya untuk melawan pemerintahan yang tidak kunjung membaik. 49 peti bertuliskan kesalahan dan kelalaian pemerintah. Semua usaha yang dilakukan untuk Kenya sepertinya tidak akan berhasil membuat Republik Kenya maju lagi. 

NB: Ini adalah Tulisan pertama saya setelah 2 tahun tidak membuka blog ini lagi. Karena persyaratan dari dosen penulisan feature saya untuk membuat blog, alhasil saya buka kembali blog yang sudah lama mati tidak disentuh oleh tangan emas saya ini. Ini juga sebagai tugas pertama saya dalam mata kuliah penulisan feature. Saya mencoba untuk menulis feature tetapi maaf jika tidak seperti feature hehe.. Nobody's perfect. Namannya juga masih belajar, kalo uda perfect mah gak usah belajar lagi :)