Kamis, 02 Mei 2013

Kecil-kecil Cabe Rawit



Karya         :  Vacilia


Berambut hitam panjang. Tinggi sekitar 155 cm. Muka yang polos layaknya anak sekolah menangah. Semua itu tercermin dari gadis bernama Sheila Ayu Natasha. Ayu, panggilan yang biasa ia dapatkan adalah seorang pemandu wisata teladan walaupun diumurnya yang masih muda.

Puluhan bahkan ratusan kertas berserakan diatas meja kerja Ayu. Sudah biasa Ayu bercengkrama dengan banyak kertas dengan rute perjalanan ke berbagai negara. Suatu pekerjaan yang sangat pas baginya karena memang ini lah pekerjaan yang seharusnya diemban ketika ia lulus dari SMIP Paramitha 2, Jakarta.

Diumurnya yang masih muda, Ayu melahap dua pekerjaan sekaligus di dalam dunia biro perjalanan. “Saya bekerja di Tour Outbound Staff PT Golden Rama Express. Tapi untuk periode high season dalam dunia travel (desember, juni-juli, dan lebaran) biasa saya juga bekerja sebagai Tour Leader,” jelas Ayu ramah.

Gadis kelahiran Jakarta 1993 yang seharusnya menikmati masa mudanya di bangku perkuliahan ini lebih memilih untuk bekerja untuk membantu keuangan  keluarganya. Kesedihan tiba-tiba tampak dari wajahnya saat ditanya tentang keluarganya. “Mama saya sudah meninggal dua tahun yang lalu dan saya sebagai anak harus membantu Papa saya dalam menafkahi ketiga anaknya termasuk saya,” jawab Ayu sambil mengusap air matanya.

Selain ingin membantu Ayahnya dalam keuangan, alasan lain mengapa Ayu bekerja dalam bidang ini karena memang hobi atau kegemaran anak bungu dari tiga bersaudara ini adalah traveling. “Nah, makanya saya senang dengan pekerjaan saya dan saya menikmati itu.”

Pemandu wisata yang terkadang mengenakan kacamata ini sudah menapaki kakinya di berbagai negara, dari Negeri Singa sampai Negeri Gajah Putih. Walaupun hanya di bagian Asia saja tetapi Ayu merasa bersyukur. Selain dapat berjalan-jalan, Ayu tahu akan tanggung jawabnya atas pekerjaan sebagai tour leader.

Semua pekerjaan pasti memiliki hambatan atau kesulitannya. Hal itu juga pernah mewarnai 5 tahun pekerjaan Ayu dalam dunia biro perjalanan. “Kesulitan yang paling susah sampai saat ini sih mengerti tamu dengan banyak permintaan. Saya juga mengurusi banyak group dengan periode keberangkatan yang berbeda-beda. Ribetnya sih ampun-ampun, hehe.”

Saat ditanya tentang kehidupan percintaannya, Ayu yang tadinya engan mengungkapkannya berkata “ Pacar sih ada tapi yah sebagai penyemangat kehidupan saja. Let it flow aja deh kalo saya mah,” canda Ayu dengan muka berwarna seperti buah peach itu.

Walau baru 5 tahun ia menjalani perkerjaan ini, Ayu menceritakan pengalamannya yang paling ia ingat selama bekerja di biro perjalanan tersebut. “Kalau untuk pengalaman sih banyak banget yah yang udah gue lalui. Pengalaman berharga yang paling gua inget itu saat tamu ada marah-marah ke gue dimana itu bukan kesalahan gue. Yah udah sih, jadi pengalaman aja hehe,” cerita Ayu sambil melemparkan senyum.
Pekerjaan tanpa tantangan layaknya makanan yang hambar tanpa garam. Begitu pula dalam dunia biro perjalanan ini. Gelap dan hanya ada lampu penerangan di meja Ayu, Ayu menceritakan tantangan yang dihadapinya saat membawa rombongan. “Tantangan yang paling sulit sampai sekarang sih, saat saya disuruh bawa group ke tempat dimana saya baru pertama kali ke negara itu, saya masih belum tau mengenai apa-apa, sedangkan disitu posisi saya adalah Tour Leader. Kebayang dong gimana seremnya or takutnya gue sebelum disuruh bawa tour itu.. Cuma yah, kita mesti terlihat profesional dan stay cool aja di depan tamu hehehe,” ungkap Ayu asik.

Kehidupan terkadang menuntut kita untuk mengikuti segala arus yang ada. Seringkali prinsip dalam diri pun harus dipendam untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan. Ayu seseorang yang memantapkan prinsip hidup khususnya dalam melakukan pekerjaan yang tidak semua orang bisa lakukan di usia muda. “Prinsip gue sih simple yah, gak ada orang yang bisa langsung pinter sebelum mengalami masa-masa bodoh. Jadi semuanya sih butuh proses. Learning by doing aja,” jawab Ayu, gadis berlesung pipi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar