Karya :
Vacilia
Berambut
hitam panjang. Tinggi sekitar 155 cm. Muka yang polos layaknya anak sekolah
menangah. Semua itu tercermin dari gadis bernama Sheila Ayu Natasha. Ayu,
panggilan yang biasa ia dapatkan adalah seorang pemandu wisata teladan walaupun
diumurnya yang masih muda.
Puluhan
bahkan ratusan kertas berserakan diatas meja kerja Ayu. Sudah biasa Ayu
bercengkrama dengan banyak kertas dengan rute perjalanan ke berbagai negara.
Suatu pekerjaan yang sangat pas baginya karena memang ini lah pekerjaan yang
seharusnya diemban ketika ia lulus dari SMIP Paramitha 2, Jakarta.
Diumurnya yang masih muda, Ayu melahap dua pekerjaan
sekaligus di dalam dunia biro perjalanan. “Saya bekerja di Tour Outbound Staff
PT Golden Rama Express. Tapi untuk periode high season dalam dunia travel (desember, juni-juli, dan lebaran)
biasa saya juga bekerja sebagai Tour
Leader,” jelas Ayu ramah.
Gadis kelahiran Jakarta 1993 yang seharusnya menikmati
masa mudanya di bangku perkuliahan ini lebih memilih untuk bekerja untuk
membantu keuangan keluarganya. Kesedihan
tiba-tiba tampak dari wajahnya saat ditanya tentang keluarganya. “Mama saya
sudah meninggal dua tahun yang lalu dan saya sebagai anak harus membantu Papa
saya dalam menafkahi ketiga anaknya termasuk saya,” jawab Ayu sambil mengusap
air matanya.
Selain ingin membantu Ayahnya dalam keuangan, alasan
lain mengapa Ayu bekerja dalam bidang ini karena memang hobi atau kegemaran
anak bungu dari tiga bersaudara ini adalah traveling.
“Nah, makanya saya senang dengan pekerjaan saya dan saya menikmati itu.”
Pemandu wisata yang terkadang mengenakan kacamata ini
sudah menapaki kakinya di berbagai negara, dari Negeri Singa sampai Negeri
Gajah Putih. Walaupun hanya di bagian Asia saja tetapi Ayu merasa bersyukur.
Selain dapat berjalan-jalan, Ayu tahu akan tanggung jawabnya atas pekerjaan
sebagai tour leader.
Semua pekerjaan pasti memiliki hambatan atau
kesulitannya. Hal itu juga pernah mewarnai 5 tahun pekerjaan Ayu dalam dunia biro
perjalanan. “Kesulitan yang paling susah sampai saat ini sih mengerti tamu dengan banyak permintaan. Saya juga mengurusi
banyak group dengan periode keberangkatan yang berbeda-beda. Ribetnya sih ampun-ampun, hehe.”
Saat ditanya tentang kehidupan percintaannya, Ayu yang
tadinya engan mengungkapkannya berkata “ Pacar sih ada tapi yah sebagai
penyemangat kehidupan saja. Let it flow aja
deh kalo saya mah,” canda Ayu dengan muka berwarna seperti buah peach itu.
Walau baru 5 tahun ia menjalani perkerjaan ini, Ayu
menceritakan pengalamannya yang paling ia ingat selama bekerja di biro
perjalanan tersebut. “Kalau untuk pengalaman sih banyak banget yah
yang udah gue lalui. Pengalaman berharga
yang paling gua inget itu saat tamu ada marah-marah ke gue dimana itu bukan kesalahan gue.
Yah udah sih, jadi pengalaman aja
hehe,” cerita Ayu sambil melemparkan senyum.
Pekerjaan tanpa tantangan layaknya makanan yang hambar
tanpa garam. Begitu pula dalam dunia biro perjalanan ini. Gelap dan hanya ada
lampu penerangan di meja Ayu, Ayu menceritakan tantangan yang dihadapinya saat
membawa rombongan. “Tantangan yang paling sulit sampai sekarang sih, saat saya disuruh bawa group ke tempat dimana saya baru pertama
kali ke negara itu, saya masih belum tau mengenai apa-apa, sedangkan disitu
posisi saya adalah Tour Leader.
Kebayang dong gimana seremnya or takutnya gue sebelum disuruh bawa tour
itu.. Cuma yah, kita mesti terlihat profesional dan stay cool aja di depan
tamu hehehe,” ungkap Ayu asik.
Kehidupan terkadang menuntut kita untuk mengikuti
segala arus yang ada. Seringkali prinsip dalam diri pun harus dipendam untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan. Ayu seseorang yang memantapkan
prinsip hidup khususnya dalam melakukan pekerjaan yang tidak semua orang bisa
lakukan di usia muda. “Prinsip gue sih
simple yah, gak ada orang yang bisa langsung pinter sebelum mengalami masa-masa bodoh. Jadi semuanya sih butuh proses. Learning by doing aja,” jawab Ayu, gadis berlesung pipi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar